Jumat, 21 September 2012

Kepak Sayap Enggang Telusuri Hutan dan Perkampungan


TIM Kepak Sayap Enggang-Mata Harimau Tur mulai menyusuri hutan dan perkampungan di Kalimantan Selatan (Kalsel) Minggu(16/9/12). Beragam kegiatan sejak Jumat(14/9/12), diadakan mulai pameran foto lingkungan, penampilan musik Panting dan pembacaan puisi-puisi lingkungan.
Enggang menjadi tema karena burung ini satu spesies yang hidup di dahan pohon hutan Pulau Kalimantan. Enggang satu bagian kebudayaan masyarakat Suku Dayak. Keberadaan  burung ini mulai langka.
Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Hegar W Hidayat mengatakan, selain upaya penyelamatan sisa hutan Kalimantan, tur ini juga untuk melihat lebih dekat komunitas masyarakat yang telah menjaga kesetimbangan ekosistem hutan. “Upaya masyarakat ini bisa diikuti komunitas masyarakat lain yang hidup berdampingan dengan hutan,” katanya dalam rilis kepada media Minggu(16/9/12)
Tujuan awal tim tur di Kalsel adalah Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut. Di desa ini, tim mencoba melihat aktivitas penggunaan hutan untuk pertambangan batubara dan perkebunan sawit skala luas.
Lalu, tim menuju Kecamatan Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu, bertemu masyarakat yang pernah terkena banjir.  “Cerita masyarakat diharapkan dapat menjadi pembelajaran untuk menjaga kelestarian hutan yang tersisa.”
Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif Walhi Nasional, mengatakan, tur ini juga untuk penyelamatan hutan Indonesia secara umum.  Mengingat, praktik perusakan hutan marak hingga mengakibatkan kerentanan negara ini akan bencana seperti kekeringan, kebanjiran, longsor, serta kepunahan sejumlah flora fauna serta keragaman hayati lain.

“Kalau Hutan Musnah, “Hidup” Kami Hilang”


Dayu, Kerusen Janang, Kalimantan Tengah. 18 September 2012.
Lhoksado menyisakan cerita leluhur yang sarat dengan kearifan lokal dan adat budayanya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Dayak Meratus. Sekelumit cerita tentang pengelolaan hutan secara adat, masyarakat yang ramah, dan juga sumber energi yang berkelanjutan menjadi bukti “pembangunan” yang sebenarnya dan bukan bayang-bayang pembangunan yang malah meminggirkan dan mengeruk sumber daya alam masyarakat setempat.
Enggang Borneo dan Harimau berkesempatan mengunjungi Desa Haratai, Air tidak hanya menghidupi tetapi juga sumber penerangan, system pembangkit listrik skala kecil yang dikenal dengan mikrohidro adalah sumber penerangan 41 rumah di desa ini menjauhkan mereka dari sumber kotor energi seperti batubara. Air adalah sumber yang tak akan habis, untuk itu harus dipastikan bahwa hutan di sekitarnya terjaga dengan baik.
Kepakan Enggang dan Auman Harimau terus bergerak menuju perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Desa Warukin, merupakan satu-satunya wilayah masyarakat adat Dayak Kalimantan Selatan yang induknya ada di Kalimantan Tengah. Ini adalah desa multietnis dan berada dalam kepungan dan ancaman tambang batubara. “Kami tidak hidup bergantung kepada investasi, kami tetap mandiri dan berkembang dengan cara-cara yang kami pegang dari warisan leluhur kami,” kata Kepala Desa Warukin.
Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Tabalong menyerukan, “Banyak industri atau investasi yang sering mengatasnamakan negara untuk menyejahterakan rakyat, namun nyatanya rakyat tetap saja dimiskinkan”. “Kami bukan menentang industri, tapi jika mereka berniat untuk berinvestasi disini, anggap kami sebagai manusia yang juga memiliki hak-hak adat, bukan sebagai penonton, mengambil sesuatu dari alam, mengambil sesuatu dari kami, maka harus ada kontribusi yang setimpal bagi masyarakat adat disini,” tegasnya lagi.
Enggang dan Harimau terus bergerak menyentuh perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Pasar Panas, Tamiang Layang. Disambut dengan berbagai tarian adat khas masyarakat Dayak yang terinpirasi oleh hutan tanah leluhur, tarian mencari ikan, dan tarian bulat. “Hutan, rawa, sungai, dan danau yang dijaga oleh leluhur kami dari dulu, kini semakin menipis, kami semakin sulit mencari sumber pangan untuk kehidupan kami,” ucap Ibu Mardiana, Ketua Sanggar Rirung Munge yang diasuhnya sejak tahun 1998.
“Pembangunan yang berbasis pengerukan sumberdaya alam telah menyebabkan keterpinggiran dan keresahan rakyat. Yang ada hanya kesejahteraan semu dan rawan konflik sosial, WALHI mengecam pola seperti ini dan menuntut pelayan Negara untuk peka terhadap perlindungan masyarakat dan keseimbangan ekologis. Pemulihan hak-hak rakyat dan ekologis Indonesia sudah tidak bisa ditawar lagi ,” ujar Hegar Wahyu Hidayat, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan.
“Kaji ulang terhadap proses pembangunan termasuk kaji ulang perijinan eksploitasi hutan adalah untuk dilakukan dalan kerangka moratorium hutan di Indonesia.” tutup Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia.
Kontak:
  1. Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpace Indonesia, 08126821214
  2. Hegar Wahyu Hidayat, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan, 08125039814
  3. Nur Hidayati, Kepala Departemen Kampanye dan Advokasi WALHI Nasional, 081319809441
  4. Dwitho Frasetiandy, Manajer Kampanye WALHI Kalimantan Selatan , 08561831939
  5. Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, 08111461674

Atensi Ribuan Orang Mengawali Pembukaan Kepak Sayap Enggang Tur Mata Harimau Seri Kalimantan


Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 14 September 2012. Hari ini tim Kepak Sayap Enggang Tur Mata Harimau yang terdiri dari Greenpeace, WALHI Kalimantan Selatan, Pena Hijau, SOB, FOKER SHK, dan AMAN Kalteng resmi memulai tur Kepak  Sayap Enggang-Mata Harimau Seri Kalimantan di Stadion 17 Mei. Dihadiri dan disambut oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan, pembukaan ini juga dihadiri oleh Wakapolda Kalsel, beberapa pejabat Dinas Kehutanan, serta ribuan masyarakat Kalsel. Tur dibuka dengan sambutan dari Wagub Kalsel kemudian dilanjutkan dengan percobaan mengendarai motor enggang, serta penyerahan motor trail enggang dari Wagub kepada rider yang terdiri dari perwakilan Greenpeace dan Walhi Kalsel.
“Hari ini kami akan memulai perjalanan tur tiga propinsi, bermula dari Kalsel, Kalteng dan berakhir di Kalbar. Sambutan dari Wagub Kalsel merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, dan ini merupakan suatu dukungan besar dari jajaran pemerintah terhadap kampanye pelestarian hutan,” kata Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia.
Tur Kepak Sayap Enggang-Mata Harimau Seri Kalimantan merupakan tur lanjutan dari Tur Mata Harimau yang berlangsung di Sumatera tahun 2011 lalu. Tur Mata Harimau bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi terkini hutan alam Indonesia serta mengajak seluruh masyarakat agar ikut menjaga dan mengawasi hutan alam agar terhindar dari kerusakan yang lebih mengenaskan.
Tahun lalu, Greenpeace bersama WALHI, WBH, dan Warsi melakukan perjalanan sepanjang Sumatera mulai dari Riau hingga Sumatera Selatan dengan menggunakan motor trail dan kostum bercorak harimau. Tur Mata Harimau tahun lalu menyusuri dan melintasi hutan-hutan alam yang tersisa di sepanjang Sumatera, yang menjadi habitat asli Harimau Sumatera. Kerusakan hutan dan keindahan hutan alam yang hanya tinggal sedikit dan terancam punah di sepanjang jalur Sumatera menjadi suguhan selama perjalanan Tim Mata Harimau, mendorong  Harimau Sumatera terus menuju kepunahan.
“Pada tur kali ini, kami mengusung enggang sebagai ikon penyelamatan hutan. Karena enggang adalah simbol budaya masyarakat Kalimantan yang saat ini keberadaanya juga terancam punah, ia bernasib sama dengan Harimau Sumatera,” ujar Hegar Wahyu Hidayat, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan.
Dukungan juga datang dari Komunitas Jurnalis Pena Hijau, yaitu komunitas jurnalis peduli lingkungan menyatakan bahwa kerusakan hutan Kalimantan semakin mengkhawatirkan, hal inilah yang mendorong mereka untuk bergabung dengan tur ini. Mereka berusaha berkontribusi untuk melindungi hutan yang tersisa dengan tulisan-tulisan mereka.
Bagaimana cerita Enggang dan Harimau selanjutnya? Ikuti terus perjalanan Tim Sayap Enggang dan Tim Mata Harimau yang akan menyusuri berbagai wilayah hutan di Kalimantan, dan membagi cerita khas dan uniknya dengan Anda.
Kontak:
  • Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpace Indonesia, 08126821214
  • Hegar Wahyu Hidayat, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan, 08125039814
  • Nur Hidayati, Kepala Departemen Kampanye dan Advokasi WALHI Eksekutif Nasional, 081319809441
  • Dwitho Frasetiandy, Manajer Kampanye WALHI Kalimantan Selatan, 08561831939
  • Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, 08111461674